Surat Ini Adalah Sebuah Sajak Terbuka

Surat ini adalah sebuah sajak terbuka Ditulis pada sebuah sore yang biasa. Oleh Seorang warganegara biasa Dari republik ini

Surat ini ditujukan kepada Penguasa-penguasa negeri ini. Mungkin dia Bernama Presiden. Jenderal. Gubernur. Barangkali dia Ketua MPRS Taruhlah dia anggota DPR Atau pemilik sebuah perusahaan politik (bernama partai) Mungkin dia Mayor, Camat atau Jaksa Atau Menteri. Apa sajalah namanya Malahan mungkin dia saudara sendiri

Jika ingin saya tanyakan adalah Tentang harga sebuah nyawa di negara kita Begitu benarkah murahnya? Agaknya Setiap bayi dilahirkan di Indonesia Ketika tali-nyawa diembuskan Tuhan ke pusarnya Dan menjeritkan tangis-bayinya yang pertama Ketika sang ibu menahankan pedih rahimnya Di kamar bersalin Dan seluruh keluarga mendoa dan menanti ingin Akan datangnya anggota kemanusiaan baru ini Ketika itu tak seorang pun tahu Bahwa 20, 22 atau 25 tahun kemudian Bayi itu akan ditembak bangsanya sendiri Dengan pelor yang dibayar dari hasil bumi Serta pajak kita semua Di jalan raya, di depan kampus atau di mana saja Dan dia tergolek di sana jauh dari ibu, yang Melahirkannya. Jauh dari ayahnya Yang juga mungkin sudah tiada Bayi itu pecahlah dadanya. Mungkin tembus keningnya Darah telah mengantarkannya ke dunia Darah kasih sayang Darah lalu melepasnya dari dunia Darah kebencian

Yang ingin saya tanyakan adalah Tentang harga sebuah nyawa di negara kita Begitu benarkah gampangnya? Apakah mesti pembunuhan itu penyelesaian Begitu benarkah murahnya? Mungkin sebuah Nama lebih penting Disiplin tegang dan kering Mungkin pengabdian kepada negara asing Lebih penting Mungkin

Surat ini adalah sebuah sajak terbuka Maafkan para studen sastra. Saya telah

Menggunakan bahasa terlalu biasa Untuk puisi ini. Kalaulah ini bisa disebut puisi Maafkan saya menggunakan bahasa terlalu biasa Karena pembunuhan-pembunuhan di negeri ini pun Nampaknya juga sudah mulai terlalu biasa Kita tak bisa membiarkannya lebih lama) Kemudian kita dipenuhi pertanyaan Benarkah nyawa begitu murah harganya? Untuk suatu penyelesaian Benarkah harga-diri manusia kita Benarkah kemanusiaan kita Begitu murah untuk umpan sebuah pidato Sebuah ambisi Sebuah ideologi Sebuah coretan sejarah Benarkah?



1966
Karya:
~Taufiq Ismail~
Benteng
no image
Item Reviewed: Surat Ini Adalah Sebuah Sajak Terbuka 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Emoticon? nyengir

Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^

Komentar Terbaru

Just load it!