Membajak Kembali

Orang-orang telah membajaki sawah-sawah kembali karena lewat sudah musim kemarau menguning bumi lekang kering menafaskan lagi air membening

Di punggung bukit-bukit awan hujan bergantung biru pepohonan di desa mulai dipukul angin beruap lembab tangkai-tangkai besi bajak dan penyawah-penyawah berselubung harap di jantung, kerbau-kerbau di-hee, yaaaaah! hee yaaaah! anak-anak perempuannya mengantar sarapan cuma nasi jagung dan ketela kering, ibu-ibu bersingsing kain hati sesak bertopi caping setiap dada berlingkar cemas harap mata dikandungi sesuatu menyesak dan mulut meneriak: hee yaaah! hee yaaaaah yaa aaaah!

Lumpur terbalik baring berbongkah-bongkah mata dibayangi awan hujan, meniti di pematang sawah lingkar-lingkar di leher bukit harapan bumi bernafaskan air panen padi kuning selepas kemarau melekah kering dan teriak kini merencah teriak kian meresah: hee yaaaah! hee yaaaaah!



Mimbar Indonesia, no 32, thn. IX, 6 Agustus 1955
Karya:
~Taufiq Ismail~
Puisi - Puisi Awal (1953 - 1960)
no image
Item Reviewed: Membajak Kembali 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Emoticon? nyengir

Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^

Komentar Terbaru

Just load it!