Dua Nukilan dari Odyssey

Kemudian daging pun cair, pandang membeku, jantung hening detak Dan fikiran agung membubung ke puncak kemerdekaan asri Menggelepar dengan sayap-sayap terbuka, membelah dada angkasa Menoktah tinggi dan melepas diri dari sangkar terakhir Sangkar kemerdekaannya Segalanya mengabut tipis hingga selengking teriak dahsyat Menggunturi perairan tenang dan hitam “Majulah anak-anakku, berlayarlah, karena angin Maut meniup haluan!”

II
“Engkau si dungu, mengapa kau tega kehilangan Lelaki teragung yang hidup dan bertempur memberimu bentuk? Kau tuang hati kami dengan ratap dan nafsu hewani Lalu pekaplah telinga dari semua Tapi jiwa insan terus berjuang, kau pengecut, tanpa tolongmu!” Hatinya melambung noktah tak hirau Ajal Dan di angkasa hitam membina Seribu ruang tempat berkebar seribu sayap Dan menjerit bak rajawali, berjuang mengungkai simpai takdir.

Siasat Baru, no. 629, thn. XIII, 1 Juli 1959

Karya:
~Taufiq Ismail~
Puisi - Puisi Awal (1953 - 1960)
no image
Item Reviewed: Dua Nukilan dari Odyssey 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Emoticon? nyengir

Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^

Komentar Terbaru

Just load it!